Perbedaan Marketplace dan Toko Online: Mana yang Lebih Cocok untuk Bisnis Anda?

bisnislabs.com - Dalam dunia digital yang semakin kompetitif, pelaku usaha dihadapkan pada dua pilihan utama untuk memasarkan produknya secara online: marketplace dan toko online. Keduanya memiliki karakteristik, kelebihan, dan kekurangan yang berbeda. Pemilihan platform yang tepat dapat berdampak besar terhadap pertumbuhan bisnis Anda, terutama dari sisi margin, kontrol brand, hingga customer experience.


Artikel ini membahas secara mendalam tentang perbedaan keduanya, strategi penggunaannya, serta pengalaman nyata dari para pelaku bisnis yang telah membangun usahanya di ranah digital.


Apa Itu Marketplace?

Marketplace adalah platform pihak ketiga tempat penjual dan pembeli bertemu secara online. Contoh marketplace yang populer di Indonesia meliputi Tokopedia, Shopee, Lazada, dan Blibli. Di sini, penjual hanya perlu mendaftar, mengunggah produk, dan mengikuti sistem yang telah disediakan oleh platform tersebut.

Kelebihan:

  • Mudah digunakan oleh pemula

  • Jumlah trafik tinggi dan cepat menjangkau konsumen

  • Promosi sering dilakukan oleh platform

Kekurangan:

  • Kompetisi harga sangat ketat

  • Kurangnya kontrol terhadap tampilan dan customer experience

  • Biaya komisi dan potongan transaksi

Menurut laporan dari iPrice 2024, lebih dari 70% konsumen Indonesia masih menggunakan marketplace sebagai titik awal pencarian produk. Artinya, platform ini sangat relevan untuk akuisisi pelanggan tahap awal.


Apa Itu Toko Online?

Toko online adalah situs web yang dikelola secara mandiri oleh brand atau pelaku usaha. Platform ini memberikan fleksibilitas penuh kepada pemiliknya untuk mengatur desain, alur pembelian, hingga strategi promosi.

Beberapa platform populer untuk membuat toko online antara lain: WooCommerce (WordPress), Shopify, dan Magento.

Kelebihan:

  • Brand ownership penuh

  • Bisa membangun loyalitas pelanggan jangka panjang

  • Margin lebih tinggi karena tidak ada potongan transaksi

Kekurangan:

  • Butuh effort lebih untuk menarik trafik

  • Perlu pemahaman teknis dasar untuk mengelola sistem

  • Biaya awal bisa lebih tinggi tergantung fitur yang diinginkan


Perbandingan Marketplace dan Toko Online dari Perspektif Praktisi

Berikut adalah perbandingan nyata berdasarkan pengalaman kami membantu UMKM di sektor fashion dan kecantikan:

Salah satu klien kami, brand skincare lokal, memulai bisnisnya di Shopee karena mudah dan cepat untuk uji pasar. Namun, dalam waktu 6 bulan, mereka mulai membangun toko online sendiri untuk menjaga margin dan mengontrol campaign promosi. Hasilnya? Tingkat konversi email marketing di toko online mencapai 3x lipat dibanding di marketplace karena mereka bisa mengatur experience secara personal.

Berdasarkan data dari laporan Google & Temasek (e-Conomy SEA 2023), brand yang memiliki toko online sendiri mengalami peningkatan customer loyalty hingga 2x lebih tinggi dibanding mereka yang hanya berjualan di marketplace.


Mana yang Lebih Cocok untuk Anda?

Pilihan antara marketplace dan toko online sangat tergantung pada kondisi bisnis Anda saat ini:

Kondisi BisnisRekomendasi
Baru mulai dan belum punya audienceMulai dari marketplace
Sudah punya komunitas atau audienceBangun toko online
Butuh akuisisi cepat untuk validasi produkGunakan marketplace dulu
Ingin margin lebih besar dan kontrol penuhPrioritaskan toko online

Namun yang terbaik adalah menggabungkan keduanya dalam strategi omnichannel. Anda bisa menggunakan marketplace untuk menarik trafik awal dan toko online untuk membangun loyalitas serta pengalaman pelanggan yang lebih dalam.


Strategi Meningkatkan Omzet dari Kedua Platform

Berikut beberapa strategi yang terbukti efektif berdasarkan praktik langsung di lapangan:

1. Gunakan Marketplace sebagai "Top of Funnel"

  • Manfaatkan flash sale dan program subsidi ongkir

  • Gunakan fitur live streaming dan voucher untuk menarik perhatian

  • Kumpulkan database dari pembeli untuk remarketing di toko online

2. Arahkan Pelanggan ke Toko Online untuk Repeat Order

  • Sertakan QR code toko online di kemasan produk

  • Kirimkan email berisi diskon khusus jika belanja di website Anda

  • Tawarkan loyalty point eksklusif hanya di toko online

3. Optimalkan SEO untuk Toko Online

  • Gunakan long-tail keyword seperti “serum wajah lokal untuk kulit sensitif”

  • Bangun blog edukatif yang menyasar intent informatif

  • Buat halaman FAQ dan panduan penggunaan produk


Menampilkan Kredibilitas dan Membangun Trust

Salah satu tantangan dalam menjual di toko online adalah membangun kepercayaan pelanggan. Inilah mengapa penting untuk memperkuat unsur E-E-A-T (Experience, Expertise, Authoritativeness, Trustworthiness) di website Anda:

  • Tampilkan profil penulis atau founder bisnis Anda

  • Tambahkan testimoni pelanggan dan ulasan jujur

  • Lampirkan sertifikasi atau media coverage jika ada

  • Gunakan domain dan email profesional untuk menunjukkan keseriusan brand

Contoh nyata:

“Kami pernah membantu brand fashion yang awalnya hanya aktif di Tokopedia. Setelah mereka meluncurkan toko online dengan tampilan profesional dan konten blog edukatif, bounce rate menurun 30% dan waktu kunjungan meningkat 2x lipat.”


Kesimpulan Singkat (Tanpa Subjudul Kesimpulan)

Baik marketplace maupun toko online punya tempatnya masing-masing dalam strategi digital. Marketplace menawarkan akses cepat dan mudah, sedangkan toko online memberi kontrol penuh dan potensi margin lebih tinggi. Idealnya, bisnis online modern tidak memilih salah satu—melainkan mengintegrasikan keduanya agar saling melengkapi.

Dengan memahami keunggulan masing-masing dan membangun kepercayaan melalui E-E-A-T serta pengalaman nyata, Anda bisa mempercepat pertumbuhan bisnis digital secara berkelanjutan.

Postingan Lama
Postingan Lebih Baru
- Advertisment -
- Advertisment -