Memahami Plus Minus Marketplace dan E-Commerce Sebelum Memulai Bisnis Online

bisnislabs.com - Di era digital ini, hampir semua pelaku usaha, dari UMKM sampai brand besar, mulai menyadari pentingnya hadir secara online. Namun, sebelum memilih platform digital untuk jualan, ada dua jalur utama yang biasanya jadi pilihan: marketplace dan e-commerce. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan yang perlu kamu pahami agar tidak salah langkah dalam memulai atau mengembangkan bisnis.

Bagi kamu yang sedang mencari jawaban lengkap, tuliskan kelebihan dan kekurangan toko online marketplace dan e commerce bisa kamu temukan di Bisnislabs.

Artikel ini akan mengulas secara mendalam dua jalur tersebut, menggabungkan analisa berdasarkan pengalaman nyata, pengetahuan praktis dari pelaku usaha, serta best practice agar kamu bisa memilih strategi terbaik untuk bisnismu.


Apa Itu Marketplace dan E-Commerce?

Sebelum membahas kelebihan dan kekurangannya, mari kita pastikan kamu paham perbedaannya terlebih dahulu.


  • Marketplace adalah platform pihak ketiga yang mempertemukan penjual dan pembeli. Contohnya: Tokopedia, Shopee, Lazada.

  • E-commerce biasanya mengacu pada toko online milik pribadi, entah berbentuk website sendiri atau platform e-commerce seperti Shopify atau WooCommerce.

Keduanya memungkinkan transaksi digital, tapi kontrol, branding, dan strategi bisnis yang kamu bisa terapkan akan sangat berbeda.


Kelebihan Marketplace

  1. Akses Instan ke Jutaan Pengguna Marketplace sudah punya basis pengguna yang besar. Sebagai penjual baru, kamu tidak perlu repot mencari traffic karena pembeli sudah aktif mencari produk di sana.

  2. Fitur dan Infrastruktur Siap Pakai Pembayaran, logistik, dan customer service biasanya sudah tersedia. Kamu cukup upload produk dan mulai jualan.

  3. Biaya Awal Relatif Rendah Kamu bisa mulai tanpa harus membuat website sendiri, membayar hosting, atau mengurus domain.


Kekurangan Marketplace

  1. Kompetisi Sangat Ketat Banyaknya penjual membuat kamu harus bersaing harga. Ini bisa menekan margin keuntungan secara signifikan.

  2. Kontrol Terbatas atas Branding Nama toko kamu mungkin terlihat kecil dibandingkan merek besar. Kamu juga tidak bisa bebas mendesain tampilan toko.

  3. Ketergantungan pada Aturan Platform Marketplace bisa mengubah algoritma atau kebijakan sewaktu-waktu. Jika reputasi toko turun karena satu komplain, performa bisa langsung anjlok.


Kelebihan E-Commerce (Toko Online Sendiri)

  1. Kontrol Penuh atas Branding dan User Experience Kamu bisa membuat tampilan website sesuai identitas brand. Mulai dari warna, font, hingga alur belanja.

  2. Lebih Fleksibel dalam Promosi Kamu bisa pasang pop-up diskon, newsletter, atau upselling sesuai strategi sendiri.

  3. Data Pelanggan Sepenuhnya Milikmu Kamu bisa menganalisis perilaku konsumen, membuat strategi remarketing, hingga meningkatkan loyalitas pelanggan.


Kekurangan E-Commerce

  1. Butuh Upaya Lebih dalam Membangun Traffic Berbeda dengan marketplace, kamu harus membangun audiens dari nol melalui SEO, iklan, atau media sosial.


  2. Biaya Pengelolaan Lebih Besar Kamu butuh hosting, domain, pengembang (jika kompleks), dan mungkin integrasi sistem tambahan seperti payment gateway.

  3. Butuh Pengetahuan Teknis Walau kini ada platform e-commerce drag-and-drop, tetap saja kamu harus paham minimal tentang digital marketing dan manajemen toko online.


Cerita Nyata: Memulai dari Marketplace, Beralih ke Website Sendiri

“Waktu pertama jualan, saya buka toko di marketplace. Cuma dalam 2 minggu, saya dapat 50 orderan. Tapi lama-lama capek perang harga terus. Akhirnya saya buat website sendiri supaya bisa jaga margin dan branding.”
Dwi, pemilik usaha kerajinan tangan di Bandung.

Cerita Dwi bukan satu-satunya. Banyak UMKM memulai dari marketplace sebagai batu loncatan sebelum punya sistem sendiri lewat e-commerce. Ini adalah strategi cerdas untuk menguji pasar tanpa modal besar, lalu berkembang ke arah yang lebih sustainable.


Perbandingan Marketplace vs E-Commerce Berdasarkan Tujuan Bisnis

Tujuan BisnisLebih Cocok Pakai
Ingin cepat dapat pelanggan awalMarketplace
Fokus pada branding jangka panjangE-commerce
Punya budget iklan terbatasMarketplace
Ingin punya kendali penuhE-commerce
Ingin uji coba pasar lebih duluMarketplace
Siap bangun aset digital jangka panjangE-commerce

Strategi terbaik sering kali adalah kombinasi keduanya. Mulai dari marketplace untuk akuisisi pelanggan cepat, lalu arahkan mereka ke toko online sendiri untuk pembelian berikutnya. Dengan begitu, kamu tidak bergantung 100% pada platform eksternal tapi tetap bisa memanfaatkan keunggulannya.


Insight dari Praktisi: Bagaimana Kami Memantau Multi-Channel

Sebagai penyedia software akuntansi dan manajemen bisnis, kami sering berdiskusi dengan para pengguna Jurnal yang menjalankan bisnis multi-channel.

“Dengan Jurnal, saya bisa integrasi data penjualan dari marketplace dan website toko sendiri dalam satu dashboard. Jadi saya bisa tahu channel mana yang paling efektif.”
Taufik, pelaku bisnis fashion online.

Testimoni seperti ini memperlihatkan bahwa pendekatan hybrid marketplace + e-commerce bisa dikelola secara efisien jika ditopang sistem yang tepat.


Tips Memilih Jalur yang Tepat

  • Jika kamu baru mulai dan modal terbatas, mulai dari marketplace.

  • Jika kamu sudah punya pelanggan setia atau komunitas, kembangkan e-commerce untuk jangka panjang.

  • Gunakan tools seperti Jurnal untuk sinkronisasi laporan keuangan, agar tidak pusing saat mulai kelola dua channel sekaligus.


Kesimpulan

Marketplace dan e-commerce bukanlah dua kubu yang saling bersaing, melainkan dua alat yang bisa kamu gunakan sesuai tahap bisnis dan tujuan strategis. Yang penting adalah memahami perbedaan keduanya, dan membangun sistem yang membuat bisnismu tidak hanya survive, tapi tumbuh berkelanjutan.

Postingan Lama
Postingan Lebih Baru
- Advertisment -
- Advertisment -